Back to story, Pagi-pagi sehabis sarapan di hotel Monopol Lucern, kami diajak berbelanja didekat hotel, nama tempatnya Bucherer dan Casa Grande. Setelah puas melihat-lihat dan belanja-belanja di kedua tempat ini kami semua langsung melanjutkan perjalanan ke perbatasan antara Swiss dengan Jerman, untuk melihat salah satu air terjun yang terbesar di Eropa, "Rhine Falls" yang terletak di satu kota bernama Schaffhausen.
Air Terjun Rhinefalls memang terlihat besar dan luas, tetapi tidak terlalu tinggi, dan karena hari ini matahari bersinar lumayan cerah, disekitar air terjun juga terlihat pelangi, hhmmmm mendengarkan suara gemuruh air terjun dan menikmati pemandangan air terjun memang sangat menyenangkan, sayang waktu kami disini tidak banyak, kami hanya diberi waktu sebentar untuk berfoto, karena masih harus melanjutkan perjalanan ke negara baru, Jerman.
Kota pertama yang kami kunjungi dinegara Jerman adalah Titisee, dalam perjalanan menuju Titisee kami melewati hutan cemara dan pinus yang sangat terkenal di Jeraman yaitu hutan "Blackforest". Ada dua versi cerita kenapa hutan ini di namai blackforest, cerita pertama aku membaca dari salah satu situs diinternet, kenapa hutan ini dinamakan Blackforest, karena pada musim dingin, masyarakat yang tinggal didaerah hutan ini tidak dpat melakukan pekerjaan apapun, dan pada waktu natal tiba mereka hanya dapat membuat blackforest cake dan saling bertukar dan berbagi dengan tetangga disekitar mereka, maka dari itu wilayah hutan ini diberikan nama blackforest. Lain lagi cerita versi tour leader, katanya hutan cemara dan pinus didaerah ini sangat lebat, sehingga sinar matahari tidak dapat menembus kedalamnya. Maka dari itu masyarakat sekitar memberikan nama hutan itu "BLACK"forest. Entah yang mana yang benar, yang terpenting adalah pemandangan hutan blackforest itu sangat sangat sangat indah. Pohon-pohon yang menjulang tinggi dihiasi dengan salju. Suatu pemandangan yang tidak akan ada di Indonesia.
Titisee sebenarnya terkenal dengan danaunya yang luas dan indah, tetapi karena kami kesana pada musim dingin, danau Titisee pun membeku. Saat makan siang kami disuguhkan makanan lokal disalah satu restoran. Cukup unik, mula-mula kami disuguhkan steak, lengkap dengan sayuran dan kentang goreng, yang membuat unik adalah setelah waitress mengeluarkan steak, lalu tidak lama kemudian waitress mengeluarkan nasi putih. Setelah beberapa hari kami hanya menyantap makanan lokal seperti Croissant, Pizza, dan chinese food tentunya. Makanan kali ini membuat kami kembali "bergairah" kembali. Setalah kami puas menyantap steak dan nasi, lalu waitress menyuguhkan blackforest cake dengan rhum yang sangat kuat. hhmmm what a nice dessert.
Dibelakang kami adalah danau yang membeku |
Di Titisee aku dan hubby sempat membeli jam kukuk atau cuckoo clock, katanya buatan jerman sangat terkenal, banyak sekali type jam kukuk disana. dari yang sangat besar samapai yang kecil untuk tempelan kulkas juga ada, tetapi bijaklah dalam memilih jam kukuk ini, karena semakin besar jam, akan semakin berat. bisa-bisa overweight nanti bagasinya, atau malah tidak bisa dimasukkan kekoper hehehehehe.
Setelah berbelanja dan puas berkeliling di Titisee, kami melanjutkan perjalanan ke Frankfurt untuk makan malam dan menginap disana.
0 komentar:
Posting Komentar